Pagiini aku dan keluargaku ingin bertamasya ke Taman Mini, tapi entah mengapa perasaanku sangat tidak enak dan berniat untuk tidak ikut bertamasya. Tapi Ibuku memaksaku untuk tetap ikut karena ini adalah liburan keluarga yang pertama. Ayah sibuk memeriksa mobil yang di sewanya, Ibu sibuk menyiapkan bekal yang akan dibawa nanti, sedangkan adikku
Kau ini bagaimana? kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kafir aku harus bagaimana? kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai kau ini bagaimana? kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aq plin plan aku harus bagaimana? aku kau suruh maju, aku mau maju kau serimpung kakiku kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku kau ini bagaimana? kau suruh aku takwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya aku harus bagaimana? aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya aku kau suruh berdisiplin, kau mencontohkan yang lain kau ini bagaimana? kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil- manggilnya dengan pengeras suara tiap saat kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai aku harus bagaimana? aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannya aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya kau ini bagaimana? kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah- rumah kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah aku harus bagaimana? aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi- jadi aku kau suruh bertanggungjawab, kau sendiri terus berucap wallahu a ’lam bissawab kau ini bagaimana? kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku aku harus bagaimana? aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah kupilih kau bertindak sendiri semaumu kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu kau ini bagaimana? kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis aku harus bagaimana? kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja kau ini bagaimana? aku bilang terserah kau, kau tidak mau aku bilang terserah kita, kau tak suka aku bilang terserah aku, kau memakiku kau ini bagaimana? atau aku harus bagaimana?
Puisigus mus atau KH Mustofa Bisri atau Gus Mus hanya menanggapi santai soal puisi karyanya yang belakang kemarin sempat menjadi perbincangan. Puisi yang sa
Kau ini bagaimana?Kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanyaKau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kapir Aku harus bagaimana?Kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigaiKau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai Kau ini bagaimana?Kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kakuKau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aku plin-plan Aku harus bagaimana?Aku kau suruh maju, aku mau maju kau selimpung kakikuKau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku Kau ini bagaimana?Kau suruh aku taqwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwaKau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya Aku harus bagaimana?Aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannyaAku kau suruh berdisiplin, kau menyontohkan yang lain Kau ini bagaimana?Kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil-manggilNya dengan pengeras suara setiap saatKau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai Aku harus bagaimana?Aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannyaAku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya Kau ini bagaimana?Kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumahKau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah Aku harus bagaimana?Aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadiAku kau suruh bertanggung jawab, kau sendiri terus berucap Wallahu A’lam Bisshowab Kau ini bagaimana?Kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu akuKau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku Aku harus bagaimana?Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah ku pilih kau bertindak sendiri semaumuKau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu Kau ini bagaimana?Kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwisKau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis Aku harus bagaimana?Kau bilang kritiklah, aku kritik kau marahKau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja Kau ini bagaimana?Aku bilang terserah kau, kau tidak mauAku bilang terserah kita, kau tak sukaAku bilang terserah aku, kau memakiku Kau ini bagaimana?Atau aku harus bagaimana? -1987- liriklagu (2) materi pelajaran b.indonesia (6) musikalisasi puisi (3) naskah drama (1) puisi (16) Tuesday, February 16, 2016. Berikut puisi-puisi daru Gus Mus: Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana” Puisi — Kiai Haji Mustofa Bisri alias Gus Mus merupakan penyair yang cukup aktif menulis puisi dan juga melukis. Puisi “Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana” termasuk karya Gus Mus yang cukup fenomenal. Meski ditulis tahun 1987, puisi ini masih sangat relevan dengan kondisi sosio-kultural masyarakat Indonesia hari ini. Puisi Gus Mus satu ini mencoba untuk merepresentasikan geliat abu-abu pola pikir manusia dan hasil perenungan dan keresahan Gus Mus dalam membaca keadaan sumber daya masyarakat kita. Baiklah mari kita baca dan renungkan sejenak sajak-sajak gus mus, selamat membaca. “Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana“ Kau ini bagaimana Kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanyaKau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kapir Aku harus bagaimanaKau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigaiKau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadaiKau ini bagaimana Kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kakuKau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aku plin-planAku harus bagaimana Aku kau suruh maju, aku mau maju kau selimpung kakikuKau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu akuKau ini bagaimana Kau suruh aku taqwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwaKau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnyaAku harus bagaimana Aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannyaAku kau suruh berdisiplin, kau menyontohkan yang lainKau ini bagaimana Kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil-manggilNya dengan pengeras suara setiap saatKau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikaiAku harus bagaimana Aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannyaAku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannyaKau ini bagaimana Kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumahKau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanahAku harus bagaimana Aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadiAku kau suruh bertanggung jawab, kau sendiri terus berucap Wallahu A’lam BisshowabKau ini bagaimana Kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu akuKau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukkuAku harus bagaimana Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah ku pilih kau bertindak sendiri semaumuKau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa tergangguKau ini bagaimana Kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwisKau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatisAku harus bagaimana Kau bilang kritiklah, aku kritik kau marahKau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte sajaKau ini bagaimana Aku bilang terserah kau, kau tidak mauAku bilang terserah kita, kau tak sukaAku bilang terserah aku, kau memakikuKau ini bagaimana Atau aku harus bagaimana Rembang, 1987.

Akualhamdulillah sehat-sehat aja. It has been a while aku tidak menulis di blog ini. I forget that I have it wkwk. Saking sibuknya dengan urusan kuliah jadi lupa. Long shirt story kenapa aku mau nulis lagi adalah : I need to take a break from all of those things. Aku merasa aku tipe pendengar untuk orang lain tapi agak sulit sebagai pencerita.

Jakarta - Puisi karya KH Ahmad Mustofa Bisri Gus Mus berjudul 'Kau Ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana' ramai diperbincangkan usai dibacakan cagub Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Salah satu bait puisi dianggap menyudutkan umat Islam soal panggilan Azan. Puisi tersebut dibacakan Ganjar di sebuah acara televisi. Setelah itu, foto Ganjar dengan kutipan puisi 'Puisi Ganjar Pranowo Kau bilang Tuhan sangat dekat, namun kau sendiri memanggilnya dengan pengeras suara setiap saat' viral di media sosial.[GambasVideo 20detik] Sebenarnya, bukan hanya Ganjar saja yang pernah membawakan puisi tersebut. Puisi yang dibuat pada tahun 1987 itu juga pernah dibacakan oleh mantan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar dan Ketua MUI NTT Abdul Kadir Makarim pada 2016 lalu. Selain itu, karya Gus Mus itu juga sempat membuat heboh pada 2016 lalu ketika beredar puisi tiruan. Dilihat detikcom dari situs resmi Nahdlatul Ulama NU, pihak NU langsung memberikan klarifikasi dan menyebut puisi yang beredar adalah hoax. Puisi palsu itu mengambil judul dan stuktur kalimat yang mirip karya Gus Mus namun mengulas makna yang berbeda. Berikut isi puisi karya Gus Mus berjudul 'Kau Ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana' yang dikutip detikcom dari situs Kementerian AgamaKau ini bagaimana...Kau bilang aku merdekaTapi kau memilihkan untukku segalanyaKau ini bagaimana...Kau suruh aku berfkirAku berfikir kau tuduh aku kafirAku harus bagaimana...Kau suruh aku bergerakAku bergerak kau waspadaiKau bilang jangan banyak tingkahAku diam saja kau tuduh aku apatisKau ini bagaimana...Kau suruh aku memegang prinsipAku memegang prinsipKau tuduh aku kakuKau ini bagaimana...Kau suruh aku toleranAku toleran kau tuduh aku plin-planAku harus bagaimana...Kau suruh aku bekerjaAku bekerja kau ganggu akuKau ini bagaimanaKau suruh aku taqwaTapi khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwaKau suruh aku mengikutimuLangkahmu tak jelas arahnyaAku harus bagaimanaAku kau suruh menghormati hukumKebijaksanaanmu menyepelekannyaAku kau suruh berdisiplinKau mencontohkan yang lainKau bilang Tuhan sangat dekatKau sendiri memanggil-manggilnya dengan pengeras suara setiap saatKau bilang kau suka damaiKau ajak aku setiap hari bertikaiAku harus bagaimanaAku kau suruh membangunAku membangun kau merusakkannyaAku kau suruh menabungAku menabung kau menghabiskannyaKau suruh aku menggarap sawahSawahku kau tanami rumah-rumahKau bilang aku harus punya rumahAku punya rumah kau meratakannya dengan tanahAku harus bagaimanaAku kau larang berjudipermainan spekulasimu menjadi-jadiAku kau suruh bertanggungjawabkau sendiri terus berucap Wallahu A'lam Bis ShowabKau ini bagaimana..Aku kau suruh jujurAku jujur kau tipu akuKau suruh aku sabarAku sabar kau injak tengkukkuAku kau suruh memilihmu sebagai wakilkuSudah ku pilih kau bertindak sendiri semaumuKau bilang kau selalu memikirkankuAku sapa saja kau merasa tergangguKau ini bagaimana..Kau bilang bicaralahAku bicara kau bilang aku ceriwisKau bilang kritiklahAku kritik kau marahKau bilang carikan alternatifnyaAku kasih alternative kau bilang jangan mendikte sajaKau ini bagaimanaAku bilang terserah kauKau tak mauAku bilang terserah kitaKau tak sukaAku bilang terserah akuKau memakikuKau ini bagaimanaAtau aku harus bagaimana nkn/imk Yangpenting informasi yang disampaikan kepada Gus Dur harus akurat, sebab dengan hambatan penglihatan seperti sekarang ini informasi yang diterima Gus Dur lebih banyak bergantung pada informasi lisan dari mereka yang selalu atau mau menemuinya. “Bagaimana soal aku yang suka fitnah?” tanya Khalifah. Abu Nawas menjawab dengan senyuman PIMPINAN Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, KH Mustofa Bisri atau yang kerap disapa Gus Mus memaparkan latar belakang puisi yang sempat menjadi kontroversi setelah dibacakan oleh calon gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Hal itu diungkapkan oleh calon wakil gubernur pasangan Ganjar, Taj Yasin, yang sempat menemui Gus Mus di Bandara A Yani Semarang, Rabu 11/4. "Beliau bercerita kalau puisi itu karangan beliau 30 tahun lalu. Waktu itu beliau masih menjadi anggota DPRD provinsi. Dan puisi itu adalah hasil ngobrol dengan mendiang Pengasuh Pesantren Darut Tauhid Kedungsari Purworejo KH Thoifur Mawardi," papar Yasin. Dan mendiang KH Thoifur, lanjut Yasin, yang meminta perbincangan itu dijadikan puisi. "Kiai Thoifur bilang 'Gus, catat saja. Bikin saja terus jadi puisi," kata Yasin menirukan perkataan Gus Mus. Yasin menambahkan, Gus Mus menceritakan konteks puisi yang diberi judul 'Kau Ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana' tersebut menggambarkan masyarakat Indonesia yang tertindas oleh rezim Orde Baru. Puisi tersebut sangat populer pada masanya di kalangan mahasiswa dan aktivis. Sehingga, sambung Yasin, Gus Mus prihatin karena puisi yang dulu jadi ikon perlawanan terhadap Orde Baru malah dipermasalahkan di era sekarang. "Konteksnya dulu itu masyarakat tertindas karena politik waktu itu. Puisi itu menjadi puisi wajib bagi masyarakat, LSM, dan mahasiswa untuk demonstrasi," kata Yasin. Pada Pilgub Jateng 2018, pasangan cagub Ganjar Pranowo-Taj Yasin diusung Partai NasDem, PDIP, PPP, Partai Demokrat, dan Partai Golkar mendapat nomor urut 1. Saat debat calon gubernur, Ganjar sempat membacakan penggalan puisi karya Gus Mus. Penggalan bait puisi karya Gus Mus itu berbunyi 'Kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggilnya dengan pengeras suara setiap saat'. Warga netizen sempat mengutip dan mencerca penggalan puisi itu serta membubuhi ujaran bernuansa fitnah. A-1 GanjarPranowo dilaporkan ke Bareskrim gegara membaca puisi yang baitnya dianggap menyinggung umat islam. Dimana terdapat kalimat yang mengandung unsu Intelectualproperty right atau hak kekayaan intelektual atas karya puisi tersebut ada pada Gus Mus, panggilan akrab Mustofa Bisri. diawal sudah menyebutkan bahwa puisi itu judulnya 'Kau Ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana’ adalah karya dari Kyai Mustofa Bisri, utuh tanpa ada perubahan satu kata pun,” bebernya. 15 Lirik Lagu Berikutini puisi Gus Mus Negeriku, selamat membaca dan menikmati puisi Gus Mus. Selasa, 12 Juli 2022 Puisi Gus Mus: Aku Melihatmu, Sebuah Nasihat untuk Berkaca Pada Diri Sendiri; Puisi Gus Mus: Mulutmu, Gambaran dan Nasihat dalam Menjaga Mulut Kunci Gitar Chord Lirik Lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet Lengkap 8 Juli 2022, 14:00 WIB. iOka.
  • 8jv7lkvwrl.pages.dev/477
  • 8jv7lkvwrl.pages.dev/233
  • 8jv7lkvwrl.pages.dev/238
  • 8jv7lkvwrl.pages.dev/457
  • 8jv7lkvwrl.pages.dev/85
  • 8jv7lkvwrl.pages.dev/259
  • 8jv7lkvwrl.pages.dev/425
  • 8jv7lkvwrl.pages.dev/28
  • gus mus aku harus bagaimana lirik